Bangko, kabarupdate.id – Setiap pagi, rasa cemas menjadi teman setia anak-anak sekolah yang tinggal di Desa Koto Baru dan Desa Seling. Di usia yang seharusnya dipenuhi semangat belajar, mereka justru dipaksa keadaan untuk menantang bahaya saat melintasi jembatan penghubung kedua desa yang kini rusak parah.
Jembatan tua yang menjadi satu-satunya akses vital itu kian memprihatinkan. Lantai jembatan tampak lapuk, berlubang, bahkan sebagian sudah terlepas. Puluhan tali penahan dan penopang jembatan banyak yang putus, membuat konstruksi semakin tidak stabil. Setiap langkah terasa seperti taruhan, terutama bagi anak-anak yang melintas dengan tubuh kecil dan seragam sekolah yang lusuh oleh debu jalanan.
Tak jarang, mereka berjalan satu per satu. Pengendara sepeda motor memilih turun dan menuntun kendaraannya perlahan, takut roda terperosok ke celah lantai yang semakin menganga. Di musim hujan, kondisi menjadi jauh lebih mengkhawatirkan. Jembatan bergoyang, licin, dan tanah penopangnya perlahan longsor.
Abu Bakar, warga setempat, menuturkan bahwa kerusakan jembatan ini bukan terjadi dalam semalam. “Sudah lama rusak, tapi dibiarkan. Dulu masih bisa ditambal sedikit-sedikit, sekarang makin parah. Anak-anak sekolah ini tiap hari lewat dengan rasa takut,” ujarnya lirih.
Para orang tua hanya bisa mengantar anak-anak mereka sampai ujung jembatan, lalu melepas dengan doa dan hati yang dipenuhi kecemasan. Mereka sadar, jembatan itu bisa menjadi jalan menuju masa depan anak-anak mereka, tetapi juga berpotensi menjadi ancaman keselamatan.
Kondisi jembatan Koto Baru–Seling kini bukan sekadar persoalan infrastruktur, melainkan persoalan kemanusiaan. Akses yang rusak parah ini turut menghantam perekonomian warga dan membatasi mobilitas masyarakat. Namun yang paling menyayat, anak-anak sekolah tetap dipaksa keadaan untuk melintasinya demi menuntut ilmu.
Warga berharap jeritan mereka segera didengar. Mereka meminta pemerintah tidak menunggu hingga jatuh korban. Sebab bagi anak-anak yang setiap hari melintas dengan rasa takut, jembatan ini bukan hanya penghubung des, tetapi juga ujian keselamatan yang terlalu berat untuk dipikul.
reporter: Rhomadan Cerbitakasa











