Bupati Syukur: Pancasila Bukan Sekadar Teks, Tapi Jiwa Bangsa!

22 Views

Bangko, kabarupdate.id – Ribuan peserta mengikuti upacara peringatan Hari Lahir Pancasila yang digelar Pemerintah Kabupaten Merangin di Lapangan depan Kantor Bupati Merangin, Senin (2/6). Upacara berlangsung khidmat di bawah pimpinan Bupati Merangin M Syukur yang bertindak sebagai Inspektur Upacara.

Pengibaran bendera Merah Putih dilakukan oleh Paskibraka Merangin, disaksikan barisan Korpri, pelajar, pramuka, TNI, Polri, Brimob, Satpol PP, hingga ibu-ibu TP PKK, Persit, dan Bhayangkari. Tampak hadir Wabup A Khafidh, Sekda Fajarman, Ketua DPRD Merangin Muhammad Rivaldi, Kajari Merangin Bintang Latinusa, serta jajaran Forkopimda lainnya.

Dalam amanatnya, Bupati Syukur membacakan pidato Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila Republik Indonesia. Ia menegaskan, Pancasila bukan hanya dokumen historis atau teks normatif dalam pembukaan UUD 1945, melainkan jiwa bangsa, pedoman hidup bersama, sekaligus bintang penuntun menuju cita-cita Indonesia merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.

“Pancasila mempersatukan lebih dari 270 juta jiwa dengan latar belakang suku, agama, ras, budaya, dan bahasa berbeda. Kebinekaan bukan alasan untuk terpecah, justru menjadi kekuatan untuk bersatu,” tegas Bupati.

Syukur juga menekankan bahwa dari sila pertama hingga kelima terkandung prinsip-prinsip yang menuntun bangsa untuk maju dengan semangat gotong-royong, keadilan sosial, serta penghormatan terhadap martabat manusia.

Ia menyinggung program Asta Cita sebagai delapan agenda prioritas nasional menuju Indonesia Emas 2045. Salah satu yang paling fundamental, kata Bupati, adalah memperkokoh ideologi Pancasila, demokrasi, dan hak asasi manusia.

“Dalam era globalisasi dan digitalisasi, tantangan terhadap Pancasila semakin nyata. Paham ekstremisme, radikalisme, intoleransi, hingga disinformasi dapat mengancam kohesi sosial kita,” ujar Syukur.

Karena itu, melalui Asta Cita, Bupati mengajak semua pihak untuk merevitalisasi nilai-nilai Pancasila dalam seluruh dimensi kehidupan, mulai dari pendidikan, birokrasi, ekonomi, hingga ruang digital.

reporter: Rhomadan Cerbitakasa