KABARUPDATE.ID, Merangin – Di sebuah rumah sederhana di Jalan Kaswari RT 01 RW 01, Desa Gading Jaya, Kecamatan Tabir Selatan, Kabupaten Merangin, Jambi, hidup seorang lelaki renta bernama Soyo. Usianya telah mencapai 75 tahun. Rambutnya memutih, langkahnya tertatih. Sehari-hari ia tinggal sendiri, menanti waktu bergulir dengan tubuh yang melemah dan pandangan yang kian kabur akibat penyakit katarak yang dideritanya lebih dari satu dekade.
Hidup Pak Soyo bisa dibilang sunyi. Sang istri telah lama meninggal. Keempat anaknya sudah berkeluarga dan tinggal di tempat yang berbeda. Meski sesekali sang anak perempuan yang bekerja sebagai buruh harian mengirimkan makanan, hidup bagi Pak Soyo tetap menjadi perjuangan. Ia jarang berobat karena tidak ada uang. Operasi matanya dulu gagal, dan kini ia hanya bisa bertahan dengan harapan dan sabar.
Namun Jumat sore itu berbeda.
Suara motor patroli berhenti di depan rumahnya yang mulai kusam. Dari balik pintu, Pak Soyo melihat sosok berseragam polisi, lengkap dengan senyum ramah dan tangan yang tak datang kosong.
Kapolsek Tabir Selatan AKP Fatkur Rohman, bersama Bhabinkamtibmas dan anggota Yayasan Pundi Amal Jumat Berkah Tabir Selatan, datang menyambangi Pak Soyo dalam rangka kegiatan Cooling System Patroli Sambang, sebuah pendekatan kemanusiaan yang meleburkan sekat antara aparat dan rakyat.
Mereka tidak hanya datang membawa sembako, tetapi juga membawa rasa: rasa empati, peduli, dan perhatian.
Bukan Sekadar Bantuan, Ini Tentang Kehadiran.
“Kami tidak hanya ingin menciptakan suasana yang aman dan damai, tapi juga menghadirkan ketulusan di tengah masyarakat. Bukan sekadar patroli, ini adalah kunjungan hati,” ucap Mas Fatkur, panggilan akrabnya, saat menyerahkan bantuan.
Beras 15 kilogram, telur, susu, roti, minyak goreng, gula pasir, dan uang tunai Rp700 ribu, mungkin bagi sebagian orang ini bukan jumlah besar. Tapi bagi Pak Soyo, itu seperti embun di tengah kemarau panjang.
Tangannya gemetar saat menerima bantuan itu. Matanya yang buram pun tak sanggup menahan air mata.
“Saya benar-benar terharu, sudah lama saya tidak merasa diperhatikan. Semoga Allah balas semua kebaikan ini,” lirih Pak Soyo, dengan suara yang pelan namun penuh rasa syukur.
Lebih dari Sekadar Memberi
KEGIATAN ini bukan hanya soal memberi bantuan. Kapolsek dan tim juga mencatat kebutuhan administrasi Pak Soyo yang belum memiliki BPJS atau KIS, agar ke depannya bisa difasilitasi. Mereka juga mendengarkan keluh kesahnya, menanyakan harapan-harapan kecil yang selama ini dipendam diam-diam.
Salah satu anggota Yayasan Pundi Amal menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi pengingat penting bahwa di balik data statistik dan angka kemiskinan, ada manusia yang benar-benar hidup dalam kesunyian dan kesakitan.
“Kadang kita terlalu sibuk hingga lupa bahwa ada lansia yang hidup dalam gelap, bukan hanya karena penglihatannya, tapi karena tidak ada yang menengok,” ujar salah satu relawan dengan mata berkaca-kaca.
Menjembatani Asa, Menumbuhkan Rasa
PATROLI sambang ini adalah contoh nyata bahwa keamanan bukan hanya soal senjata dan penjagaan. Ia juga tentang membangun rasa aman secara sosial dan emosional.
Dengan kegiatan seperti ini, Polsek Tabir Selatan menunjukkan bahwa negara masih punya wajah yang manusiawi, hadir, mendengar, dan bertindak.
—-
Di senja yang tenang itu, Pak Soyo tak hanya menerima sembako. Ia menerima sesuatu yang lebih berharga: pengakuan bahwa ia masih berarti.
—-
reporter: Rhomadan Cerbitakasa