Dikbud Merangin: Pemukulan Guru di Sekolah Berdampak Langsung pada Psikologis Siswa

1,148 Views

Bangko, kabarupdate.id – Kasus pemukulan terhadap seorang guru di SMPN 32 Merangin tidak hanya melukai korban secara fisik, tetapi juga meninggalkan dampak serius bagi para siswa yang menyaksikan maupun mendengar langsung kejadian tersebut. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Merangin menegaskan bahwa kekerasan di lingkungan sekolah dapat memicu trauma dan menurunkan kenyamanan belajar anak.

Plt Kepala Dikbud Merangin, Juhendri, menilai insiden pemukulan guru itu telah mencoreng dunia pendidikan dan mengganggu kondisi psikologis siswa. Menurutnya, sekolah seharusnya menjadi tempat yang aman, bukan arena keributan yang membuat anak merasa takut.

“Pemukulan terhadap guru di sekolah jelas menimbulkan dampak psikologis bagi siswa. Mereka bisa merasa tidak aman, terganggu secara emosional, dan takut datang ke sekolah,” tegas Juhendri, Sabtu (15/11).

Baca Juga: Didesak Edi Purwanto, Menteri Transmigrasi Pastikan Penyelesaian Gambut Jaya Akhir Tahun Selesai

Ia menjelaskan, siswa merupakan pihak yang paling rentan ketika terjadi kekerasan di lingkungan pendidikan. Situasi yang seharusnya kondusif berubah menjadi tegang, sehingga fokus belajar mereka ikut terganggu. “Keributan sekecil apa pun bisa merusak suasana belajar. Ketika ada guru yang dipukuli, wajar siswa merasa takut dan cemas,” ujarnya.

Dikbud Merangin juga menyesalkan tindakan kekerasan tersebut dan meminta aparat penegak hukum (APH) segera menyelesaikan kasus tersebut. Ia menegaskan bahwa penyelesaian cepat sangat penting agar keresahan di tengah guru dan siswa mereda. “Kami ingin kasus ini segera diproses tuntas. Anak-anak butuh kepastian bahwa sekolah tetap tempat aman bagi mereka,” kata Juhendri.

Selain itu, Dikbud mengimbau masyarakat agar tidak membawa masalah pribadi ke lingkungan sekolah. Menurutnya, tindakan tersebut berpotensi menimbulkan konflik yang berdampak pada murid. “Pendidikan adalah tugas bersama. Jangan sampai masalah pribadi merusak kenyamanan guru dan anak-anak,” tambahnya.

Dikbud dan PGRI Merangin telah berkomitmen untuk mengawal kasus pemukulan ini sampai korban mendapatkan keadilan. Mereka juga memastikan akan memberikan pendampingan jika siswa membutuhkan dukungan psikologis lebih lanjut akibat kejadian tersebut.

Baca Juga: Merangin Geger! Guru Dipukul di Sekolah, PGRI Siap Lawan Sampai Akhir

“Prioritas kami adalah keamanan dan kenyamanan seluruh warga sekolah. Termasuk guru dan siswa,” tegas Juhendri.

Kasus ini menjadi pengingat bahwa upaya menciptakan lingkungan belajar yang aman harus menjadi perhatian serius semua pihak. Siswa adalah generasi penerus, dan kenyamanan mereka di sekolah tidak boleh dikorbankan.

reporter: Rhomadan Cerbitakasa