Lamaran Sering Ditolak, Usia Sudah 40, Pria di Merangin Ditemukan Meninggal di Rawa

1,698 Views

Bangko, kabarupdate.id — Warga Desa Gading Jaya, Kecamatan Tabir Selatan, digegerkan dengan penemuan mayat seorang pria di tengah kebun karet, Minggu malam (5/10). Korban diketahui bernama Ramli (40), seorang petani yang sehari-hari dikenal pendiam dan jarang bergaul.

Penemuan itu berawal saat keluarga melapor kepada Ketua RT karena Ramli tak kunjung pulang sejak Sabtu pagi. Pencarian dilakukan hingga malam hari. Sekitar pukul 20.00 WIB, tubuh Ramli akhirnya ditemukan dalam kondisi sudah membengkak dan mulai membusuk di pinggir rawa tak jauh dari rumah adiknya tempat dia tinggal.

Petugas Polsek Tabir Selatan bersama tim Reskrim Polres Merangin langsung turun ke lokasi dan melakukan olah TKP. Dari hasil pemeriksaan awal, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban. Barang-barang pribadinya seperti rokok dan korek masih berada di saku, sementara sendal jepit masih melekat di kaki.

Baca Juga: Tusukan di Pinggang & Perut! Korban Mabuk Tuak di Tabir Selatan Nyaris Kehilangan Nyawa

Namun yang mengejutkan, di dekat jasad korban ditemukan sebungkus garam dalam plastik bening, yang memicu berbagai dugaan di kalangan warga.

Kapolres Merangin AKBP Kiki Firmansyah Efendi melalui Kapolsek Tabir Selatan, AKP Fatkur Rohman, membenarkan adanya penemuan mayat tersebut. Menurutnya, korban diduga mengalami tekanan batin cukup berat sebelum meninggal dunia.

“Dari keterangan warga dan keluarga, korban belakangan sering murung. Ia diduga depresi karena sering gagal menikah, lamaran demi lamaran selalu ditolak,” ungkap Kapolsek.

Baca Juga: Dana Miliaran untuk RTH Merangin, Kok Pengaman Proyek Cuma Ditutup Tarpal?

Informasi yang dihimpun menyebutkan, Ramli sempat melamar beberapa perempuan, namun selalu kandas. Keinginan untuk menikah di usia yang sudah tak muda membuatnya semakin tertekan. “Dia berekspektasi lebih dengan perempuan yang dilamar, kira-kira menginginkan yang terlalu cantik, atau ceweknya harus tinggi,” tutur salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

Meski begitu, di mata keluarga, Ramli adalah sosok baik hati dan rajin bekerja. Ia baru saja menanam bibit sawit dan dikenal tak pernah berbuat onar. Namun kesepian dan beban psikologis tampaknya menjadi bayang-bayang yang tak pernah hilang dari hidupnya.

Setelah dilakukan olah TKP, pihak kepolisian menyerahkan jenazah kepada keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya di Dusun Bukit Bakiah, Rantau Panjang, Tabir. Pihak keluarga menolak autopsi dan menganggap kematian Ramli sebagai musibah.

Baca Juga: Skandal Honorer Merangin! Anggaran Ada, Gaji Tak Dibayar, Surat Pun Tak Pernah Dikirim!

Kini, warga setempat hanya bisa mengenang sosok Ramli yang baik dan pekerja keras, namun menyimpan luka hati yang dalam karena cinta yang tak terbalas.

reporter: Rhomadan Cerbitakasa

Tinggalkan Balasan